iklan bank sumut

ihsg.co.id- Hingga penutupan saham pada, Rabu (12/10/2022), Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih loyo.

IHSG ditutup melemah 29,94 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.909,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,87 poin atau 0,39 persen ke posisi 984,56.

“Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun tertekan oleh sinyal bahwa Tiongkok tidak berencana untuk segera melonggarkan kebijakan lockdown, sementara penguatan nilai tukar dolar AS dan guncangan di pasar obligasi Inggris mengguncang sentimen investor,” tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Rabu.

Surat kabar resmi milik Partai Komunis Tiongkok memberi peringatan bahwa Pemerintah Tiongkok tetap akan mempertahankan kebijakan lockdown COVID-19 yang ketat untuk menghindari kehilangan kendali atas penularan virus COVID-19.

Investor juga mempersiapkan diri menghadapi rilis data inflasi AS dan musim laporan keuangan kuartal III 2022.

Kekhawatiran mengenai inflasi menekan kinerja pasar saham seiring dengan tingkat inflasi yang tetap tinggi berujung pada konsumen mengurangi belanja mereka dan bank sentral AS The Federal Reserve bersama bank-bank dunia utama di dunia menaikkan suku bunga acuan yang diperkirakan dapat memperlambat aktivitas ekonomi.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) Selasa (11/10) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,7 persen dari proyeksi sebelumnya, 2,9 persen pada Juli.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,97 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor transportasi & logistik masing-masing minus 1,37 persen dan minus 1,24 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor energi sebesar 0,99 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TFAS, ITMA, VICO, HATM, dan KIOS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni UVCR, AMMS, IBOS, GEMA, dan ZONE. .

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau “net foreign buy” di seluruh pasar sebesar Rp209,29 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp27,38 miliar.

By Admin

Leave a Reply