Ihsg.co.id- Menjelang cum date alias berakhirnya masa perdagangan saham untuk mendapatkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), pada 22 Desember 2022, harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil menguat 1,1% menjadi Rp 1.380, Selasa (21/12/2022).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBTN bergerak turun dari posisi Rp 1.535 menuju Rp 1.365 pada penutupan Jumat 16 Desember lalu. Saham emiten spesialis pembiayaan properti ini telah terkoreksi 11,07% dalam 12 hari perdagangan bursa. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor apakah rights issue BBTN layak untuk diikuti?
Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya mengatakan, rights issue BBTN menarik untuk diikuti, karena harganya murah. Dengan posisi saham BBTN kini, risiko untuk penurunan harga jauh lebih rendah, dibandingkan potensi kenaikannya.
“Sebenarnya anomali ketika saham BBTN terkoreksi menjelang cum date rights issue. Namun, begitulah market, bisa bergerak di luar kebiasaan dan prediksi banyak analis. Rights issue BBTN kali ini bakal sukses, karena perseroan memiliki rekam jejak positif dalam aksi korporasi,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
BTN akan menggelar rights issue dengan melepas 3,44 miliar saham baru atau setara 24,54% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan Rp1.200 maka BTN berpeluang meraih tambahan modal Rp4,13 triliun. Pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham pengendali akan melaksanakan seluruh haknya dengan menyuntikan tambahan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp2,48 triliun.