Ihsg.co.id- JP Morgan Chase&Co, menilai saham-saham Indonesia dan bank-bank Asia Tenggara, masih menjadi pilihan yang disukai oleh investor asing.
Harga komoditas yang tinggi untuk waktu yang lebih lama, pembukaan kembali ekonomi dan kebangkitan pariwisata akan menopang pasar secara keseluruhan pada tahun 2023.
Stacey Neo, co-manager of JPMorgan Asean Equity, mengungkapkan dalam sebuah wawancara, “Kepemilikan asing masih sangat rendah di wilayah ini mengingat arus keluar yang telah kita lihat secara historis, dan ada potensi untuk melanjutkan revisi pendapatan berdasarkan hasil tahun ini,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/11/2022).
Asia Tenggara dikatakan menjadi salah satu dari sedikit titik terang dalam ekuitas global pada tahun 2022, karena harga komoditas yang lebih tinggi mendukung eksportir seperti Indonesia. Sementara kenaikan suku bunga dipandang baik untuk bank, yang menyumbang sekitar 40% dari bobot acuan MSCI Asean Index.
Indonesia adalah salah satu tolak ukur utama indeks saham berkinerja terbaik secara global, mendekati rekor tertinggi, sementara MSCI AC World Index turun 22%.
Eksekutif yang berbasis di Singapura terutama menyukai bank-bank di Indonesia dan Singapura yang akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan margin kenaikan suku bunga dan inflasi yang relatif stabil, serta permintaan pinjaman yang lebih tinggi dan peningkatan adopsi teknologi.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memiliki salah satu rasio pinjaman terhadap simpanan terendah secara regional dan dapat “meminjamkan tanpa kompromi,” sementara DBS Group Holdings Ltd. memiliki waralaba rekening giro-tabungan yang besar, katanya.
Perkiraan pendapatan ke depan untuk ukuran MSCI Asean naik hampir 5% sejak akhir Maret, dengan sektor keuangan menjadi salah satu peningkatan sektoral terbesar dalam tiga bulan terakhir karena penurunan peringkat berlanjut untuk saham global.
Sebagian besar ekonomi Asia Tenggara diperkirakan tumbuh lebih dari 4% pada tahun 2023 karena ekonomi melawan inflasi dan terus pulih dari pandemi. Investor juga menyukai saham terkait kendaraan listrik di Indonesia karena negara ini mengembangkan cadangan nikelnya yang besar dan berencana untuk mensubsidi pembelian mobil listrik tahun depan.