iklan bank sumut

Ihsg.co.id- Perlahan tapi pasti, para investor atau pemodal asing kelas kakap, terciduk menjadi pemegang saham beberapa emiten yang baru listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Salah satunya menjadi pemegang saham PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) atau Primaya Hospital. Investor itu adalah Archipelago Investment Pte Ltd yang melakukan konversi atas mandatory convertible bond (MCB) menjadi 697 juta saham PRAY. Sebelumnya, MCB diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp 627,3 miliar.

Konversi dilakukan pada satu hari kerja sebelum tanggal pencatatan (listing) PRAY dengan harga pelaksanaan konversi sama dengan harga penawaran initial public offering (IPO) Rp 900 per saham. PRAY sendiri resmi tercatat di bursa pada 8 November 2022. Archipelago Investment merupakan perusahaan dimiliki 100% oleh GIC (Ventures) Pte Ltd Singapura.

Selain itu, Asian Development Bank (ADB) dikatakan berpartisipasi membeli saham IPO PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) atau OneMed. Komisaris Utama OneMed Jemmy Hartanto sempat menjelaskan tujuan OneMed untuk memajukan sektor kesehatan di Indonesia ternyata sejalan dan mendapat dukungan dari ADB.

“Kami sangat mengapresiasi support dari ADB dan kami juga tidak sabar untuk bekerja sama lebih erat lagi dengan ADB sebagai salah satu investor OneMed,” ujarnya.

Sementara itu, bersamaan dengan IPO, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) juga melaksanakan konversi utang kreditur sebesar Rp 234,17 miliar dengan harga konversi yang sama dengan harga penawaran yaitu Rp 100 per saham sehingga kreditur mendapatkan saham baru sebanyak 2.341.713.397 saham. Kreditur yang melakukan konversi utang menjadi saham adalah Glory Venture Capital Ltd menjadi pemegang sebanyak 1.312.116.139 saham dan Haddonston Vis Venture Pte Ltd memegang 1.029.597.258 saham. Alhasil, Glory Venture jadi menguasai 5,23% saham BSBK setelah IPO, sementara Haddonston menggenggam 4,1%.

Selain itu, ada nama Hartman International Pte Ltd yang menjadi pemegang 9,49% saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) setelah IPO. Itu berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 9 November 2022. Sebelum IPO, pemegang saham MKTR adalah Fuad Hasan Masyhur 87,12%, PT Maktour Bangun Persada 9,88%, dan PT Mitra Wiraswasta Indonesia 3%. MKTR menggelar IPO dengan melepas 2,5 miliar saham atau sebanyak 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Terakhir, ada nama Maybank Singapore Limited yang menjadi pemilik saham PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) setelah IPO. Maybank Singapore tercatat menggenggam 10,26% saham CBUT, menurut data per 9 November 2022. Citra Borneo Utama menggelar IPO dengan melepas 625 juta saham atau setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga Rp 690 per saham.

 

By Admin

Leave a Reply