Ihsg.co.id- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), melakukan langkah pemecahan nilai nominal (stock split), pada Selasa (4/4/2023).
Hal ini bisa menjadi katalis positif untuk saham bank BUMN tersebut. Apalagi, BMRI memiliki pengalaman positif soal stock split pada 2017 silam.
Setidaknya, ada dua manfaat stock split baik bagi perusahaan maupun investor.
Pertama, aksi stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
Kedua, agar harga saham suatu emiten menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel, yang pada akhirnya, seiring fundamental yang kokoh, akan turut meningkatkan nilai perusahaan.
Hal tersebut telah terbukti dari kinerja positif saham BMRI sejak aksi pecah saham hampir 6 tahun lalu.
Waktu itu, tepatnya pada 13 September 2017, Bank Mandiri melakukan stock split dengan rasio yang sama seperti rasio pecah saham saat ini, yakni 1:2. Harga saham BMRI pun terbagi, dari di kisaran Rp13.000-an/saham menjadi Rp6.000-an/saham.
Aksi stock split pada tahun itu disambut positif oleh investor. Ini terlihat, dari kinerja saham BMRI yang melonjak 21,67% sejak stock split hingga akhir 2017 di posisi Rp8.000/saham.
Bank Mandiri sendiri berhasil mencetak kinerja yang mentereng sepanjang 2022. Resep racikan manajemen, termasuk optimalisasi digitalisasi, berhasil membuat efisiensi meningkat dan memperkokoh permodalan bank.
Laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp 41,2 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut meningkat 46,9% secara tahunan (YoY) dibandingkan 2021 yang sebesar Rp28,02 triliun.
Peningkatan laba bersih yang signifikan tersebut berkat tumbuhnya pendapatan bunga & syariah bersih hingga dua digit, yakni sebesar 20,31% YoY menjadi Rp87,90 triliun pada 2022.