Ihsg.co.id- Untuk melunasi utang senilai Rp 1,43 triliun ke 394 vendor, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), mulai mengkonversi utang menjadi ekuitas (saham). Dari target Rp 1,70 triliun, sudah diterbitkan 28,19 miliar saham baru.
Director of Finance & Risk Management WSBP, Asep Mudzakir mengakui dalam prosesnya ada beberapa vendor yang tidak setuju dengan keputusan tersebut. Pasalnya harga saham WSBP parkir di Rp 50 per lembar saham sejak Mei 2023.
“Pada saat kita di PKPU dulu itu kita kena suspend hampir setahun, baru dibuka sekitar Maret 2023 waktu itu harganya sekitar Rp 95, terus kemudian trennya naik turun, ada berita bertubi-tubi terkait induk (Waskita Karya) akhirnya dia turun, parkir di Rp 50,” kata Asep dalam media briefing di The Acre Menteng, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Asep menyebut faktor pergerakan saham sangat banyak seperti dari eksternal, industri, dan juga dari fundamental perusahaan itu sendiri. Berkaitan dengan manajemen, pihaknya akan memperbaiki dari sisi pendapatan (revenue), kontrak, liabilitas (utang), dan lainnya.
“Kalau fundamental perusahaan, kita melihat memang WSBP butuh waktu pemulihan kinerja, yang bisa kami lakukan adalah hal-hal terbaik dalam domain manajemen perusahaan,” jelas Asep.
Pada 2022, pendapatan WSBP tercatat sudah menembus Rp 2,06 triliun dengan laba bersih Rp 675 miliar. Manajemen berharap momentum perkembangan proyek infrastruktur masih menjadi fokus utama pemerintah, apalagi menjelang transisi kepemimpinan pada pemilu di tahun 2024.
“Kami jaga ke depan supaya WSBP dari sisi performance bisa dipandang baik dan proses bisnis bisa dianggap baik, di luar itu kita juga sama-sama berharap agar proses transisi kepemimpinan Indonesia berjalan smooth,” tutur Asep.
Dalam proposal homologasi WSBP, penyelesaian utang untuk klaster vendor melalui konversi saham berlaku untuk 65% vendor dengan nilai sebesar Rp 1,7 triliun. Sementara sisanya 35% dicicil menggunakan arus kas selama maksimal 5 tahun.